Selasa, 16 Maret 2010

NANDAGOPALA VATTHU

8. NANDAGOPALA VATTHU


“B
etapa burukpun akibat dari ....”
Uraian dhamma ini disampaikan Guru ketika beliau di kerajaan Kosala berkenaan dengan seorang pengembala bernama Nanda (Nandagopala).
Tersebutlah bahwa di Savatthi, Anathapindika mempunyai seorang pengembala bernama Nanda yang mengurus ternaknya. Nanda, kaya memiliki banyak harta, dan menikmati banyak macam kenikmatan.
Diceritakan pula, seperti petapa berkonde Keniya yang meninggalkan kehidupan berumah tangga, begitu pula Nanda yang mengurus ternak dan mengatur kekayaan raja sekaligus menjaga hartanya sendiri.
Berulang-ulang kali Nanda mengambil lima prosuk dari sapi, pergi ke rumah Anathapindika, menemui Guru dan mendengar dhamma, serta mengundang guru untuk mengunjungi rumahnya.
Beberapa waktu lamanya guru menanti matangnya kebijaksanaan Nanda, maka beliau enggan untuk mengunjungi nanda. Tetapi pada suatu hari, selagi melakukan pindapatta bersama sejumlah besar bhikkhu, beliau mengetahui bahwa kebijaksanaan (Nanda) telah matang, maka beliau menepi dari jalan dan duduk di bawah sebatang pohon yang tidak jauh dari rumah Nanda.
Nanda menemui Guru, menghormatnya, menyapanya dengan sopan, memohon Guru untuk menerima pelayanannya, dan selama tujuh hari ia memberikan 5 hasil terbaik dari sapi kepada bhikkhu sangha. Pada hari ketujuh Guru menyampaikan uraian dhamma (sebagai pernyataan berterima-kasih), menyam-paikannya secara bertahap mulai dari dana dan uraian lainnya.
Pada akhir dari uraian dhamma, Nanda mencapai tingkat kesucian Sotapana. Selanjutnya ia mengambil patta Guru dan menyertai Guru sampai pada jarak tertentu. Kemudian guru berkata,
“Berhenti, siswaku.”
Segera Nanda mematuhi perintah Guru, menghormati beliau dan berbalik pulang.
Pada saat itu seorang pemburu melepaskan anak panah dan membunuh Nanda. Ketika para bhikkhu sedang berjalan pulang, mereka melihat kejadian ini, maka mereka pergi menemui Guru dan bertanya:
“Bhante, kartena Bhante datang kemari, Nandagopala memberikan dana yang banyak, mengiringi bhante dalam perjalanan, dan terbunuh ketika ia pulang. Bilamana Bhante tidak datang, maka kematiannya tidak terjadi.”
Guru menjawab:
“Apakah saya datang atau tidak, apakah Nanda pergi ke empat penjuru dunia atau pergi ke empat arah lainnya, ia tidak akan mungkin terbebas dari kematian. Bukan kerana apa yang dilakukan oleh para musuh maupun pencuri, kemelekatan pada pikiran buruk dimiliki oleh banyak makhluk hidup di dunia ini.”
Setelah berkata demikian, beliau mengucapkan syair berikut:

42. “Betapa buruk pun akibat serangan musuh, atau betapa beratnya penderitaan akibat perbuatan dari orang yang membenci, namun pikiran buruk yang tidak terkendali akan membuat seseorang lebih sengsara lagi.”

Karena para bhikkhu tidak bertanya kepada Guru apa yang dilakukan oleh Nanda pada kehidupannya yang lampau, maka Guru tidak menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan hal itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar